Dua tokoh paling kontroversial di Amerika Serikat—Elon Musk dan Donald Trump—kembali jadi sorotan. Hubungan mereka yang awalnya tampak akrab kini berubah menjadi tarik-ulur penuh intrik. Apa yang sebenarnya terjadi di balik kedekatan hingga ketegangan di antara dua figur berpengaruh ini?
Awal yang Hangat: Kolaborasi dan Dukungan
Pada masa awal pemerintahan Trump, Elon Musk sempat terlihat sebagai bagian dari lingkaran pengusaha yang dipercaya untuk memberi masukan kebijakan. Sebagai CEO dari Tesla dan SpaceX, Musk dipandang sebagai sosok visioner yang bisa membawa inovasi ke dalam kebijakan publik.
Musk bahkan sempat tergabung dalam dewan penasihat bisnis Trump, membahas isu-isu seperti energi dan industri manufaktur. Meski tidak secara eksplisit mendukung Trump dalam kampanye, hubungan mereka kala itu cenderung harmonis.
Retakan Mulai Terlihat
Seiring waktu, perbedaan pandangan mulai mencuat. Keputusan Trump untuk keluar dari Kesepakatan Iklim Paris menjadi salah satu pemicu utama keretakan. Musk langsung menyatakan pengunduran dirinya dari dewan penasihat dan menyebut keputusan itu bertentangan dengan masa depan bumi.
Setelah peristiwa itu, hubungan keduanya tampak merenggang. Musk mulai lebih vokal menyuarakan kritik terhadap kebijakan-kebijakan Trump, terutama yang berkaitan dengan lingkungan, imigrasi, dan kebebasan berpendapat.
Ketegangan di Tahun Politik
Memasuki tahun politik, dinamika antara Musk dan Trump semakin rumit. Di satu sisi, Musk menyuarakan keprihatinan terhadap kebebasan berbicara yang menurutnya terancam. Di sisi lain, ia juga mengkritik pendekatan Trump yang dianggap terlalu ekstrem.
Trump pun tidak tinggal diam. Dalam beberapa kesempatan, ia menyerang Musk secara terbuka melalui media sosial dan menyebut miliarder itu sebagai “pengusaha yang tidak loyal”. Perseteruan ini tak pelak menjadi konsumsi publik dan memperkuat narasi bahwa dua tokoh ini kini berdiri di kubu yang berbeda.
Musk: Antara Kritik dan Penyesalan
Menariknya, dalam sebuah wawancara terbaru, Musk mengungkapkan bahwa meskipun ia tidak sejalan dengan banyak pandangan Trump, ia mengakui bahwa ada kebijakan tertentu dari pemerintahan Trump yang “lebih masuk akal” dibandingkan kebijakan saat ini. Namun, ia juga menyiratkan penyesalan karena sempat terlalu dekat secara politis.
Pernyataan ini menuai berbagai respons, baik dari pendukung maupun kritikusnya. Beberapa melihatnya sebagai upaya Musk untuk menjaga posisi netral di tengah dinamika politik yang memanas, sementara yang lain menilai sikapnya tidak konsisten.
Penutup: Dua Sosok, Dua Jalan
Elon Musk dan Donald Trump sama-sama dikenal sebagai tokoh yang tidak segan menyuarakan pandangan mereka, meskipun itu berisiko menimbulkan kontroversi. Ketegangan di antara mereka mencerminkan betapa cepatnya dinamika kekuasaan dan opini bisa berubah dalam dunia politik dan bisnis.
Apa pun arah hubungan mereka ke depan, publik akan terus memantau, karena baik Musk maupun Trump, masing-masing memiliki pengaruh besar yang tak bisa diabaikan begitu saja.