Rudal hipersonik bukan lagi sekadar istilah futuristik yang sering muncul dalam film aksi atau novel militer. Dalam satu dekade terakhir, teknologi ini menjadi perlombaan baru banyak negara, mulai dari Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, hingga beberapa negara Asia lainnya. Apa yang membuat rudal hipersonik begitu istimewa? Jawabannya sederhana: kecepatan luar biasa dan kemampuan manuver yang sulit diprediksi.
Apa Itu Rudal Hipersonik?
Sebuah objek disebut hipersonik ketika ia bergerak lebih cepat dari Mach 5—sekitar 6.100 km/jam. Pada kecepatan ini, udara di sekitarnya berubah karakter, menghasilkan panas ekstrem dan tekanan yang sangat tinggi. Rudal hipersonik dirancang agar mampu bertahan dan tetap terkendali di kondisi ekstrem tersebut.
Dua jenis utama rudal hipersonik yang dikenal saat ini adalah:
- Boost-Glide Vehicle (HGV) – diluncurkan menggunakan roket, lalu meluncur di atmosfer bagian atas dengan manuver bebas.
- Hypersonic Cruise Missile (HCM) – menggunakan mesin khusus bernama scramjet untuk mempertahankan kecepatan hipersonik sepanjang penerbangan.
Bagaimana Mereka Bisa Begitu Cepat?
1. Tenaga Peluncur Roket
Sebagian besar rudal hipersonik memulai perjalanan seperti rudal balistik biasa: didorong oleh roket pendorong. Namun bedanya, rudal hipersonik tidak bergerak mengikuti lintasan parabola standar. Begitu mencapai ketinggian tertentu, rudal akan masuk ke fase yang menentukan keunggulannya.
2. Teknologi Glide dan Manuver
Pada jenis HGV, setelah lepas dari pendorongnya, kendaraan luncur akan memanfaatkan gaya angkat atmosfer untuk “melayang” dengan kecepatan tinggi. Tenaga roket tidak lagi dibutuhkan. Karena laju gesekan udara menghasilkan panas luar biasa, permukaannya menggunakan bahan khusus seperti komposit karbon atau material keramik yang tahan suhu lebih dari 2.000°C.
3. Scramjet: Mesin yang Bernapas Udara
Untuk rudal hipersonik jenis HCM, ada mesin scramjet yang bekerja tanpa turbin. Udara masuk dengan tekanan tinggi akibat kecepatan rudal sendiri. Bahan bakar dicampurkan dengan udara yang masuk, lalu terbakar secara supersonik. Hasilnya adalah dorongan besar tanpa kehilangan stabilitas.
Mengapa Rudal Hipersonik Sulit Dicegat?
Kecepatan + Manuver = Kombinasi mematikan.
Rudal balistik bergerak sangat cepat tetapi lintasannya dapat diprediksi. Sistem antibalistik modern sudah dilatih untuk itu. Namun rudal hipersonik dapat mengubah arah sewaktu-waktu.
Selain itu, radar menghadapi tantangan besar:
- Rudal ini sering terbang lebih rendah daripada lintasan balistik, menyulitkan radar jarak jauh mendeteksinya sejak awal.
- Kecepatan ekstrem membuat waktu reaksi pertahanan menjadi jauh lebih singkat.
- Gelombang panas di sekitar rudal menciptakan “plasma cloud” yang dapat mengganggu sensor.
Perlombaan Teknologi antara Negara-Negara Besar
Teknologi hipersonik kini jadi simbol prestise sekaligus kekuatan. Rusia mengklaim Avangard dan Kinzhal sebagai rudal hipersonik operasional pertama. Tiongkok memamerkan DF-ZF dalam parade besar-besaran. Di sisi lain, Amerika Serikat terus mengejar dengan proyek ARRW, HAWC, dan DARPA Glide Breaker.
Walau masing-masing negara membawa narasi sendiri, satu hal jelas: teknologi ini sedang menciptakan bentuk kompetisi baru yang mirip era Perang Dingin.
Untuk Apa Rudal Hipersonik Digunakan?
Meski selalu dibicarakan dalam konteks serangan strategis, rudal hipersonik punya fungsi lain:
- Menembus sistem pertahanan canggih
- Menyerang target bernilai tinggi dengan presisi
- Memberikan efek psikologis terhadap lawan
- Membuka jalan bagi teknologi transportasi masa depan
Beberapa peneliti bahkan percaya bahwa eksperimen hipersonik hari ini akan menjadi pondasi pesawat komersial supercepat di masa depan.