Jaguar Land Rover Masih Terhambat Gangguan TI, Produksi Terhenti Hingga Akhir September

Produsen mobil mewah asal Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), masih bergelut dengan masalah serius di sistem teknologi informasinya. Perusahaan mengumumkan bahwa gangguan ini membuat aktivitas produksi di sejumlah pabrik harus tetap terhenti hingga 24 September 2025.

Latar Belakang Insiden

Gangguan bermula dari serangan siber yang menargetkan infrastruktur TI perusahaan beberapa waktu lalu. Serangan tersebut melumpuhkan jaringan internal dan berdampak pada rantai produksi. Hingga kini, proses investigasi forensik digital masih berlangsung untuk memastikan sejauh mana kerusakan yang terjadi.

Dampak pada Operasional

Akibat gangguan ini, ribuan kendaraan yang seharusnya sudah masuk tahap produksi terpaksa tertunda. Kondisi ini bukan hanya menekan jadwal pengiriman kepada konsumen, tetapi juga memicu kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan. Beberapa pemasok komponen pun terkena imbas karena aliran produksi ikut tersendat.

Upaya Pemulihan

Manajemen JLR menegaskan bahwa tim teknis sedang bekerja keras melakukan pemulihan sistem secara bertahap. Prioritas utama mereka adalah memulihkan keamanan jaringan serta memastikan tidak ada celah baru yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Perusahaan juga bekerja sama dengan pakar keamanan siber eksternal untuk mempercepat proses normalisasi.

Tantangan yang Lebih Luas

Insiden ini memperlihatkan betapa rentannya sektor otomotif terhadap serangan siber. Dengan semakin terhubungnya sistem produksi dan rantai pasok global, gangguan pada sistem TI bisa menimbulkan efek domino yang memengaruhi banyak pihak. Bagi JLR, kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk memperkuat infrastruktur digital dan meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman di masa depan.


Kesimpulan:
Jaguar Land Rover kini menghadapi ujian berat dengan terhentinya produksi akibat gangguan TI yang berkepanjangan. Meski pemulihan sedang dilakukan, dampaknya pada reputasi, konsumen, dan mitra bisnis kemungkinan masih terasa dalam jangka menengah. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keamanan siber kini bukan sekadar isu teknis, melainkan bagian vital dari kelangsungan bisnis modern.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *