Spektrum Mid-band Kunci Sukses 5G di Indonesia, Menurut Ericsson

Dalam era digital yang semakin berkembang, konektivitas bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, melainkan fondasi utama kehidupan modern. Di tengah upaya Indonesia mempercepat pemerataan jaringan 5G, perusahaan teknologi global Ericsson menyuarakan hal penting: pengalokasian ulang (refarming) spektrum mid-band menjadi faktor krusial untuk optimalisasi jaringan 5G.

📶 Apa Itu Spektrum Mid-band dan Mengapa Penting?

Spektrum mid-band, umumnya berada di kisaran frekuensi 2 GHz hingga 6 GHz, dianggap sebagai “sweet spot” untuk jaringan 5G. Ia mampu menghadirkan kombinasi ideal antara kecepatan tinggi, kapasitas besar, dan jangkauan luas—hal yang sangat penting di negara dengan geografi kompleks seperti Indonesia.

Menurut perwakilan Ericsson dalam sebuah forum industri baru-baru ini, tanpa alokasi spektrum yang cukup di area mid-band, 5G Indonesia berisiko berjalan di bawah potensinya, bahkan bisa terhambat dalam menyokong pertumbuhan ekonomi digital nasional.

📡 Realita Saat Ini: Tantangan di Lapangan

Meski Indonesia telah meluncurkan jaringan 5G sejak 2021, penetrasi dan performanya masih belum merata. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan spektrum yang dialokasikan untuk operator. Sebagian besar masih menggunakan frekuensi yang sebelumnya digunakan untuk 3G atau 4G, yang tidak sepenuhnya ideal untuk kebutuhan 5G.

Refarming, atau pengalihan penggunaan spektrum yang ada, menjadi opsi yang realistis dan efisien. Namun, ini bukan proses instan. Diperlukan sinergi antara pemerintah, operator telekomunikasi, dan penyedia teknologi seperti Ericsson agar transisi ini berjalan mulus tanpa mengganggu layanan eksisting.

🌐 Dampak Besar bagi Masa Depan Digital

Jika dilakukan dengan tepat, optimalisasi spektrum mid-band akan membuka peluang luas untuk transformasi digital Indonesia. Mulai dari smart city, industri manufaktur berbasis IoT, hingga layanan publik berbasis AI, semuanya membutuhkan jaringan yang stabil dan andal.

Ericsson menekankan bahwa 5G bukan sekadar upgrade dari 4G, melainkan fondasi bagi inovasi lintas sektor. Dan spektrum mid-band adalah bahan bakarnya.

🔍 Seruan untuk Aksi Konkret

Penting bagi pemangku kepentingan di Indonesia untuk melihat isu ini bukan hanya dari sisi teknis, tetapi juga strategis. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Tiongkok telah menunjukkan bagaimana pemanfaatan spektrum yang tepat bisa mempercepat adopsi teknologi secara nasional.

Indonesia memiliki potensi besar. Namun untuk benar-benar memanfaatkannya, langkah konkret seperti refarming spektrum harus segera diambil—bukan nanti.


Kesimpulan:
Refarming spektrum mid-band bukan sekadar isu teknis, tetapi keputusan strategis nasional. Jika dilakukan dengan serius, ini bisa menjadi pijakan kuat menuju era digital yang inklusif, merata, dan berkelanjutan.

sponsored : newstechtoday.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *